ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN INFARK MIOKARD
1.
DEFINISI
o
Infark Miokard Akut (IMA) adalah sumbatan total pada arteri koronaria, dimana sumbatan ini mungkin kecil dan focal atau besar dan difus (Depkes RI, 1998)
o
Infark Miokard Akut (IMA)
adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu infark
miokard akut atau sering juga disebut akut miokard infark adalah nekrosis
miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (Suyono, 1999).
o
Infark Miokard adalah rusaknya
jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah
ke koroner berkurang, (Brunner & Sudarth, 2002).
o
Infark Miokard adalah
penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga seranggan
jantung), (Holloway, 2003)
2. KLASIFIKASI
A.
Ada dua jenis infark miokardial
(Sylvia,1995;590)
1.
Infark Transmural
Infark
yang mengenai seluruh tebal dinding ventrikel biasanya di sebabkan oleh
aterosklerosis koroner yang parah, plak yang mendadak robek dan thrombosis
oklusif yang superimposed
2.
Infark Subendokardial
Terbatas
pada sepertiga sampai setengah bagian dalam dinding ventrikel yaitu daerah yang
secara normal mengalami penurunan perfusi
B.
Klasifikasi berdasarkan
gelombang ST (Aru W. Sudoyo,2006)
1.
STEMI
IMA
dengan elevasi segmen ST (ST elevasion myocardial infarcion = STEMI) merupakan
bagian dari spectrum sindrom coroner akut (SKA) yang terdiri dari angina
pectoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST.
2.
NSTEMI
Angina
pectoris tak stabil (unstabil angina = UA) dan miokard akut tanpa elevasi ST (Non
ST elevation myocardial infarction = NSTEMI) diketahui merupakan suatu
kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada
prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosa NSTEMI ditegakan
jika pasien dengan manisfetasi klinis UA menunjukkan adanya nekrosis miokard
berupa peningkatan biomarker jantung.
3.
ETIOLOGI
Faktor penyebab : Morton 2012
1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 factor :
a.
Faktor pembuluh darah :
Aterosklerosis, Spasma, Arteritis.
b.
Faktorsirkulasi : Hipotensi,
Stenosos Aurta, Insufisiensi.
c.
Faktor darah : Anemia, Hipoksemia, Polisitemia.
2. Curah jantung yang meningkat :
a.
Aktifitas berlebihan
b.
Emosi
c.
Makan terlalu banyak
d.
Hypertiriodisme
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a.
Kerusakan miocard
b.
Hypertropimiocard
c.
Hypertensi diastrolic
Faktor predisposisi :
Morton 2012
1. Fakor resiko biologis yang tidak dapat diubah
a.
Usia lebih dari 40 tahun
b.
Jenis kelamin: insiden pada
pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
c.
Hereditas
d.
Ras: lebih tinggi insiden pada
kulit hitam
2. Faktor resiko yang dapat diubah:
a.
Mayor: Hiperlidimeja,
Hipertensi, Merokok, Diabetes, besitas, Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b.
Minor: inaktiifitas fisik, Pola
kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif), Stress
psikologis berlebihan.
3. TANDA DAN GEJALA
1.
Keluhan utama adalah nyeri dada
biasanya didaerah precordium anteriordirasakan seperti diremas-remas,
berat, tertekan dan terhimpit.
2.
Nyeri mulai dirasakan dari
rahang, leher, lengan, punggung dan epigastrium.
3.
Lengan kiri lebih sering terasa
nyeri daripada lengan kanan. Rasa sakit biasanya berlangsung lebih dari
setengah jam dan jarang berhubungan dengan aktivitas serta tidak hilang
istirahat atau pemberian nitrat.
4.
Nyeri disertai dengan rasa
mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar, gelisah, nyeri
kepala berat dan sinkop.
5.
Sesak nafas mungkin bersamaan
dengan nyeri dada sebagai tanda kemampuan atau fungsi vetrikel yang buruk pada
keadaan iskemik akut.
6.
Nausea dan nyeri abdomen sering
dijumpai pada infark yang mengenai dinding inferior.
7.
Pasien dengan DM tidak akan
mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat
mengganggu neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri).
4. PATOFISIOLOGI
A.
Miocard infark tidak terjadi
secara singkat. Injuri iskemik berkembang beberapa jam sebelum menjadi nekrosis
atau infark yang sempurna. Proses iskemik mempengaruhi lapisan subendocardial,
yang paling sensitive terhadap hipoksia. Mekanisme ini mengakibatkan penekanan
pada kontraktilitas otot jantung (miokardium).
B.
Terganggunya aliran koroner
menyebabkan kerusakan miokard yang dapat dibagi menjadi 3 tingkat:
1)
Iskemia, kelainan yang paling
ringan dan masih reversible.
2)
Injuri, kelainan yang lebih
berat, tetapi masih reversible.
3)
Nekrosis, yaitu kelainan yang
sudah irreversible, karena kerusakan sel-sel miokard sudah permanen.
5. PATWAY
6. KOMPLIKASI
Perluasan infark dan iskemia paska
infak, aritmia, (sinus brakikardi, supraventricular takiaritmia, aritmia ventricular,
gangguan kondusi), disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri, hipotensi, dan
syok), infark ventrikel kanan, defek mekanik, rupture miokard, aneurisma
ventrikel kiri, pericarditis, dan thrombus mural (Sibuea, 2009)
7. Pemeriksaan Fisik
A.
Tampilan Umum
Pasien tampak pucat, berkeringat,
dan gelisah akibat aktivitas simpatis berlebihan. Pasien juga tapak sesak.
Demam derajat sedang (< 38 C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca infark
B. Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Sinus takikardi (100-120 x/mnt)
terjadi pada sepertiga pasien, biasanya akan melambat dengan pemberian
analgesic yang adekuat.
C. Pemeriksaan jantung
Terdangar bunyi jantung S4 dan S3,
atau mur-mur. Bunyi gesekan perikard jarang terdengar hingga hari ke dua atau
ketiga atau lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai gambatan dari sindrom
Dressler.
D. Pemeriksaan paru
Ronkhi akhir pernafasan bisa
terdengar, walaupun mungkin tidak terdapat gambaran edema paru pada radiografi.
Jika terdapat edema paru, maka hal itu merupakan komplikasi infark luas,
biasanya anterior.
8. Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnosa serangan jantung
berdasarkan gejala, riwayat kesehatan prbadi dan kelarga, serta hasil test
diagnostic.
A.
EKG (Electrocardiogram)
Pada
EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan ineversi saat aliran listrik diarahkan
menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan
mengubah segment ST menjadi depresi ST. Pada infark, miokard yang mati tidak
mengkonduksi listrik dan gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan
elevasi ST.
B. Test Darah
Selama serangan, sel sel otot
jantung mati dan pecah sehingga protein protein tertentu keluar masuk aliran
darah
1)
Kreatinin Pospokinase (CPK)
Termasuk dalam hal ini CPK-MB
terdeteksi setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam kembali normal
setelah 24 jam berikutnya.
2)
LDH
Terjadi pada tahap lanjut infark
miokard yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-4 hari. Masih
dapat di deteksi sampai dengan 2 minggu
3)
Troponin T dan I
Merupakan tanda paling spesifik
cedera otot jantung, terutama Troponin T. Troponin T sudah terdeteksi 3-4 jam
pasca kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3 minggu
C. Coronary Angiography
Coronary angiograpi merupakan
pemeriksaan khusus dengan sinar X pada jantung dan pembuluh darah.
9.
Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis adalah
memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi.Kerusakan jantung diperkecil dengan cara,segera mengembalikan
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung.terapi obat
obatan,pemberian oksigen dan tirah baring di lakukan secara bersamaanuntuk mempertahankan
jantung.Obat obatan dan oksigen di gunakan untuk meningkatakan suplai
oksigen,sementara tirah baring di lakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen
(Brunner and Suddarth,2005)
3 kelas obat-obatan yang biasa di
gunakan untuk meningkatkan suplai oksigen (Brunner and Suddarth, 2005)
a.
Vasodilator
Vasodilator
pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah Nitrogliserin (NTG) intravena
b.
Antikoagulan
Heparin
adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas jantung. Heparin
memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga dapat menurunkan kemungkinan
pembentukan thrombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah
c.
Trombolitik
Tujuan
trombolitik adalah untuk melarutkan setiap thrombus yang telah terbentuk di
arteri coroner, memperkeci penyumbatan dan juga luasnya infark. Agar efektif, obat
ini harus diberikan pada awal awitan nyeri dada. Tiga macam obat trombolitik
yang terbukti bermanfaat melarutkan thrombus adalah: Streptokinase, aktifator
plasminogen jaringan (t-PA = tissue plasminogen activator) dan anistreplase.
10. Penatalaksanaan
Non Medis
a.
Berikan oksigen meskipun kadar
oksigen darah normal.
b.
Pasang monitor kontinyu EKG
segera, karena aritmia yang mematikan dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca
serangan.
c.
Pasien dalam kondisi bedrest
untuk menurunkan kerja jantung sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih
lanjut.
d.
Pemasangan IV line untuk
memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang diperlukan.
11. Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
c. Pengkajian focus
- Aktivitas
- Sirkulasi
- Integritas ego
- Eliminasi
- Makanan dan cairan
- Higiene
- Neuro sensori
- Nyeri atau ketidak nyamanan
- Pernafasan
- Interaksi sosial
12. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
A.
Nyeri akut berhubungan dengan iskemia
jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
B.
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan preload, afterload, irama, frekuensi, kontraktilitas
jantung
C.
Resiko penurunan perfusi
jaringan jantung berhubungan dengan iskemia, kerusakan otot jantung, penyempitan
/ penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
D.
Ansietas berhubungan dengan
nyeri yg diantisipasidengan ancaman kematian, ancaman pada status terkini
E.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
13. ASKEP
A.
Nyeri akut berhubungan dengan
iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
Ditandai dengan
1)
Sikap melindungi area nyeri /
nyeri dada dengan atau tanpa penjalaran
2)
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
3)
Ekspresi wajah meringis
4)
Gelisah
5)
Perubahan pada nadi, tekanan
darah, frekuensi pernafasan
NOC
|
|
outcome
|
indikator
|
Control nyeri
|
-
Mengenali kapan nyeri terjadi
-
Menggambarkan factor penyebab
-
Menggunakan analgesic yang
direkomendasikan
-
Melaporkan gejala yang tidak
terkontrol pada prefesional kesehatan
|
Tingkat nyeri
|
-
Nyeri yang dilaporkan dalam
sekala ringan
-
Mengerang dan menangis
-
Ekspresi wajah nyeri (skala
ringan)
-
Tidak dapat beristirahat
(skala ringan)
-
Mengeluarkan keringat (skala
ringan)
|
NIC
|
|
Intervensi
|
Aktivitas
|
Pemberian
analgesik
|
-
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
-
Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesic yang di resepkan
-
Cek adanya alergi obat
|
Manajemen nyeri
|
-
Lakukan pengkajian
nyerikomprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset / durasi, kualitas,
frekuensi, intensitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus
-
observasi reaksi non verbal
dari ketidak nyamanan
-
Gunakan strategi komunikasi
terapeutik unyuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien
terhadap nyeri
-
Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
|
B.
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan preload, afterload, irama, frekuensi, kontraktilitas
jantung
Ditandai dengan
1)
Perubahan elektrokardiogram
(EKG)(mis,aritmia, abnormalitas konduksi, iskemia)
2)
Distensi vena jugular
3)
Edema
4)
Murmur jantung
5)
Perubahan tekanan darah
NOC
|
|
Outcome
|
Indicator
|
Keefektivan pompa jantung
|
-
Tekanan darah sistol deviasi
ringan (4)
-
Tekanan darah diastole
deviasi ringan (4)
-
Denyut nadi perifer normal
(5)
-
Distensi vena leher normal
(5)
-
Urin output deviasi ringan (4)
-
Edema perifer tidak ada (5)
-
Edema paru tidak ada (5)
|
Status sirkulasi
|
-
Kekuatan nadi karotis kanan
normal (5)
-
Kekuatan nadi karotis kiri
normal (5)
-
Kekuatan nadi brakialis kanan
normal (5)
-
Kekuatan nadi brakialis kiri
normal (5)
-
Saturasi oksigen normal (5)
|
NIC
|
|
Intervensi
|
Aktivitas
|
Monitor
tanda tanda vital-
|
-
Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
dan stasus pernafasan dengan tepat
-
Monitor keberadaan dan
kualitas nadi
-
Monitor tekanan nadi yang
melebar dan menyempit
-
Monitor suara paru-paru
-
Monitor sianosis sentral dan
perifer
|
Perawatan
jantung : Akut
|
-
Evaluasi nyeri dada (intensitas,
lokasi, radiasi, durasi, faktor pemicu dan yang mengurangi
-
Monitor EKG sebagaimana
mestinya, apakah terdapat perubahan segmen ST
-
Monitor irama jantung dan
kecepatan denyut jantung
-
Auskultasi suara jantung
-
Auskultasi paru paru, adakah
ronkhi atau suara tambahan lain
-
Monitor cairan masuk dan
keluar, urin output timbang berat badan
-
Rekam EKG 12 lead
|
C.
Resiko penurunan perfusi
jaringan jantung berhubungan dengan iskemia, kerusakan otot jantung, penyempitan
/ penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
Ditandai dengan
1)
Daerah perifer dingin
2)
RR lebih dari 24x / menit
3)
Kapiler refil lebih dari 3
detik
4)
Nadi lebih dari 100x / menit
HR lebih dari 100x/menit, TD >
120/80AGD dengan : pa O2 < 80 mmhg,pa CO2 > 45 mmhg dan saturasi
<80mmhg
NOC
|
|
Outcome
|
Indicator
|
Perfusi jaringan
|
-
Aliran darah melalui pembuluh
darah jantung skala normal (5)
-
Aliran darah melalui pembuluh
darah pulmonary skala normal (5)
-
Aliran darah melalui pembuluh
perifer skala normal (5)
|
Perfusi jaringan kardiak
|
-
Denyut janyung sistolik
deviasi ringan (4)
-
Denyut jantung diastolikdeviasi
ringan (4)
-
Nilai rata rata tekanan darahdeviasi
ringan (4)
|
NIC
|
|
Intervensi
|
Aktivitas
|
Manajemen resiko jantung
|
-
Skrining pasien mengenai
kebiasaannya yg beresiko dengan kejadian yang tidak di harapkan jantung (misalnya,
merokok, obesitas, gaya hidup yang sering duduk, tekanan darah tinggi, riwayat
serangan jantung, riwayat keluarga dengan serangan jantung)
-
Instruksikan pasien dan
keluarga mengenai tanda dan gejala penyakit jantung dini dan perburukan
penyakit jantung sebagaimana mestinya
-
Instruksikan pasien dan
keluarga unyuk memonitor tekanan darah dan denyut jantung secara rutin
-
Instruksikan pasien melakukan
olah raga yang progresif secara teratur
|
Monitor tanda tanda vital
|
-
Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
dan stasus pernafasan dengan tepat
-
Monitor keberadaan dan
kualitas nadi
-
Monitor tekanan nadi yang
melebar dan menyempit
-
Monitor suara paru-paru
-
Monitor sianosis sentral dan
perifer
|
D.
Ansietas berhubungan dengan
nyeri yg diantisipasidengan ancaman kematian, ancaman pada status terkini
Ditandai dengan
1)
Gelisah
2)
Mengekspresikan kekawatitan
3)
Peningkatan keringat
4)
Peningkatan ketegangan
5)
Wajah tegang
NOC
|
|
Outcome
|
Indicator
|
Tingkat kecemasan
|
-
Tidak dapat beristirahat
ditingkatkan dari sedang ke ringan
-
Perasaan gelisah skala ringan
-
Otot tegang skala ringan
-
Wajah tegang skala ringan
-
Serangan panic tidak ada
-
Peninkatan tekanan darah
|
NIC
|
|
Intervensi
|
Aktivitas
|
Pengurangan
kecemasan
|
-
Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
-
Berikan informasi factual
terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis
-
Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara yang tepat
|
Daftar Pustaka :
1.
KMB 1 Penerbit
Nuha Medika
2.
Asukan
keperawatan Praktis jilid 1 Penerbit Medi Action
3.
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Penerbit EGC
4.
Nursing
Outcomes Classification (NOC) Penerbit Mocomedia
5.
Nursing Interventions
Classification (NIC) Penerbit Mocomedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar