ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG
Oleh : TINIK SUYANTI
Nim : 17051127
Dosen Pembimbing : ISWANTO KARSO,M.Sc.RN
Selama ini ,gagal jantung di
gambarkan sebagai kondisi jantung seseorang yang berhenti bekerja,dalam hal ini
adalah berhenti berdetak.Padahal gagal jantung berarti ketidakmampuan jantung
dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung memenuhi kuota darah normal
yang di butuhkan tubuh.
Menurut beberapa pakar
1. Gagal
jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolism jaringan (Price,1994).
2. Gagal
jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi
jaringan akan oksigen dan nutrient (Brunner and Suddarth, 2001)
3. Gagal
jantung kongestif atau congestive heart failure adalah kondisi dimana fungsi
jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak
cukup untuk memenuhi keperluan tubuh (J.Charles Reeves dkk, 2001)
4. Gagal
jantung adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas ) yang disebabkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.Gagal jantung dapat disebabkan oleh
gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel
(disfungsi diastolic) dan / atau kontraktilitas miokardial (disfungsi
sistolik).(Sudoyo dkk, 2009)
Terjadinya gagal jantung biasanya di picu oleh
masalah-masalah kesehatan seperti
1. Hipertensi
: Tekanan darah merupakan kekuatan ygng di butuhkan untuk memompa darah keseluh
tubuh tiap kalinya. Jika tekanan darah tinggi,maka ini dapat menyebabkan
jantung bekeras untuk mengedarkan darah keseluh tubuh dan otomatis otot jantung
akan menebal untuk mengimbangi kenerja yang meningkat tersebut.Jika ini terus
berlangsung,maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak kuat lagi
untuk memompa darah secara efektif.otot-otot menjadi lemah atau bias juga
menjadi terlampau kaku
2. Penyakit jantung koroner dan
serangan jantung. Kondisi ini
membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun akibat menyempitnya arteri
oleh tumpukan lemak. Saat pembuluh darah ke otot jantung benar-benar tersumbat
dan aliran oksigen ke seluruh bagian jantung menjadi terputus, terjadilah
serangan jantung. Serangan jantung dapat membuat
daya pompa jantung melemah atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada
dinding otot jantung.
3.
Kardiomiopati atau kerusakan pada otot jantung. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami kardiomiopati, di antaranya adalah
genetik atau keturunan, penggunaan obat-obatan kemoterapi, penyalahgunaan
narkoba, kecanduan alkohol,dan infeksi.
4.
Miokarditis atau radang otot jantung. Penyakit ini kadang-kadang dapat berkembang dan
mengarah pada gagal jantung kiri. Umumnya, penyebab miokarditis adalah infeksi
virus.
5.
Kerusakan katup jantung. Katup jantung berfungsi menjaga darah yang mengalir
melalui jantung tetap berada di jalur yang tepat. Jika katup jantung rusak,
maka aliran darah bisa terganggu. Hal ini mengakibatkan meningkatnya beban
kerja pada otot jantung.
6.
Gangguan ritme jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan ritme atau detak jantung
menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat. Ritme yang terlalu lambat akan
mengurangi pasokan darah dari jantung ke tubuh. Sedangkan ritme yang terlalu
cepat, dapat membuat jantung bekerja terlalu keras. Kedua kondisi ini
lama-kelamaan akan mengarah kepada gagal jantung.
7.
Hipertioridisme. Orang yang menderita penyakit ini, kelenjar tiroid di dalam tubuhnya akan
memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan. Saat kadar hormon tersebut tinggi, maka denyut jantung, tekanan
darah, serta suhu tubuh akan meningkat pula.
8.
Anemia. Saat
seseorang mengalami anemia, maka tubuhnya kekurangan oksigen yang didapat dari
darah. Jika kondisi ini tidak ditangani maka kerusakan pada organ-organ di
tubuhnya, termasuk jantung, dapat terjadi.
9.
Diabetes. Orang yang
menderita diabetes memiliki risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
koroner yang meningkat.
10.
Cacat jantung sejak lahir. Sebagian bayi lahir dengan kondisi sebagian bilik atau
katup jantungnya tidak terbentuk secara sempurna. Keadaan ini dapat menyebabkan
bagian jantung lainnya yang masih sehat harus bekerja lebih keras dalam memompa
darah. Pada akhirnya berpotensi mengarah kepada gagal jantung.
Gejala utama gagal jantung
adalah sesak nafas dan rasa lelah sepanjang hari.Penyakit ini juga dapat
membuat pasokan darah ke ginjal menjadi sedikit sehingga terjadi penumpukan
cairan di tubuh penderitanya yang di tandai dengan : Pembengkakan di kaki (termasuk
pergelangan kaki) dan perut,kenaikan berat badan,frekuensi buang air kecil yang
meningkat pada malam hari.selain itu karena pasokan darah ke otot serta
organ-organ penting lainnya menjadi berkurang, maka membuat penderitanya mengalami:
lemah,bingung,pusing.Gejala gejala lain yang bisa dialami yaitu : Batuk yang
memburuk di malam hari, perut kembung, jantung berdebar-debar, detak jantung
yang cepat, nafsu makan berkurang, extremitas dingin, cemas, pingsan.
Jadi menurut saya gagal
jantung adalah suatu kondisi di mana kemampuan jantung untuk memompa darah
berkurang dengan keluhan utama sesak nafas,kelelahan,edema. Jika anda memiliki
tanda-tanda diatas maka segeralah konsultasi ke petugas kesehatan atau dokter
untuk menangani kondisi kesehatan anda.Jika gagal jantung diketahui lebih
awal,pengobatan anda mungkin lebih mudah dan lebih efektif.
Pengalaman saya sebagai
seorang perwat ,saya pernah menjumpai pasien tn S dengan keluhan sesak nafas,nyeri
dada,badan terasa lemas,berdebar-debar,keluar keringat dingin,pusing,,gelisah
cemas dan pasein Nampak pucat.Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah
90/60 mmHg,nadi 124x / menit, pernafasan 34x / menit. Pada auskultasi terdengar
adanya ronki,pada pemeriksaan penunjang didapatkan kelainan pada EKG.
Dari pengkajian diatas menurut
tinjauan teori,tn S mengalami gagal jantung kiri dengan keluhan utama sesak
nafas,
Gagal jantung kiri ialah
bagian ventrikel jantung kiri tidak dapat memompa dengan baik sehingga keadaan
tersebut dapat menurunkan aliran dari jantung sebelah kiri ke dalam vaskulator
pulmonal (Berkowitz, 2013). Pada saat terjadinya aliran balik darah kembali
menuju ventricular pulmonaris,tekanan kapiler paru akan meningkat (> 10 mmHg)
melebihi tekanan kapiler osmotic (>25 mmHg). Keadaan ini akan menyebabkan
perpindahan cairan intravaskuler ke dalam interstitium paru dan menginisiasi
edema (Porth, 2007). Sehingga mengakibatkan sesak nafas.
Langkah pertama saya akan
melakukan focus pengkajian pada system pernafasan.Pada pasient dengan gagal
jantung kiri keluhan utamanya adalah sesak nafas.Hal ini di sebabkan karena
kelemahan ventrikel, meningkatkan tekanan vena pulmonalis dan paru sehingga
menyebabkan pasien sesak nafas.
Setelah melakukan pengkajian
tahap selanjutnya adalah menentukan diagnose. Pada kesempatan ini saya
mengangkat diagnose keperawatan. Pada kesempatan kali ini saya mengangkat
diagnose keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gagal jantung
kongestif (SDKI, 2017). Dengan ditandai data dari pasien mengeluh sesak
nafas,badan terasa lemas,pusing,gelisah,pasien tampak pucat dan data RR 26 x / menit.
Dari diagnose diatas kita
dapat merencanakan tindakan keperawatan yang akan di lakukan pada pasien dengan
gagal jantung dengan tujuan setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan
keluhan sesak nafas akan berkurang,dengan kriteria
1. hasil frekensi pernafasan
menurun menjadi 3 dan 4 bahkan hilang (yang semula RR 34x / menit di harapkan
turun menjadi 25x / menit bahkan menjadi normal antara 14-20x / menit.
2. Kedalaman inspirasi dari skala 3 turun benjadi
skala 4
3. .Saturasi oksigen yang bisa
mendekati normal (99-100%).
Untuk mencapai hasil tersebut
ada beberapa tindakan yang saya lakukan,dalam kasus ini saya merumuskan 2
intervensi keperawatan diantaranya adalah :
1. Posisikan untuk meringankan
sesak nafas
Dalam hal ini tirah baring
dengan pemberian posisi semi fowler.
Posisi semi fowler yaitu
posisi pada bagian kepala di tinggikan 45˚ sampai 60˚ .Sudut ketinggian kepala
dan juga lutut serta lamanya klien berada pada posisi ini di pengaruhi oleh
kondisi klien secara keseluruhan.Pemberian untuk penyokong harus menjadikan
pinggul maupun lutut fleksi dan tepatnya kesejajaran garis vertebra
servikal,torakal,lumbal yang normal (Potter dan Perry, 2006).Keefektifan dari
tindakan tersebut dapat dilihat dari respiratory rates yang menunjukkan angka
normal yaitu 16-24x / rmenit pada usia dewasa (Ruth, 2002). Jadi menurut saya
tn S yang mengalami gagal jantung kiri dengan keluhan utamanya sesak nafas
dengan diberikan posisi semi fowler akan membuat sesak nafasnya berkurang,karenakan
dengan posisi semi fowler paru paru tidak terlalu tertekan dengan edema .Posisi
semi fowler dengan derajat kemiringan 45O dengan menggunakan gaya
gravitasi membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diagfragma.
2. Monitoring status pernafasan
dan oksogenasi.
Dalam hal ini adalah pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan
oksigenasi pada jaringan tetap adekuat dan dapat menurunkan kerja katup jantung
akibat kekurangan oksigen, terapi oksigen menggunakan nasal/kanul dengan
saturasi oksigen kisaran 2-6 liter / menit (Widiyanto, 2014). Jadi menurut saya
pasien tn S yang mengalami gagal jantung kiri dengan keluhan sesak nafas di
berikan oksigen nasal / kanul dengan dosis 5 liter / menit akan menjadikan
kebutuhan suplai oksigen paru terpenuhi.
Kolaborasi dengan dokter yang
berhubungan dengan penyakit jantung,dan kolaborasi dengan petugas medis lain
seperti petugas laborat,radiologi dan lain-lain.
Pada tahap akhir adalah
evaluasi. Pada tahap ini mengevaluasi menilai hasil asuahan keperawatan yang
telah kita berikan .Diantaranya setelah dilakukan tirah baring dengan posisi
semi fowler, pemberian oksigen,serta kolaborasi dengan tim medis, pasien
mengatakan sesak nafasnya berkurang dengan di tandai frekensi pernafasan yang
semula 34x / menit turun menjadi 24x / menit atau normal, pasien tampak tenang,
merasa nyaman, pada pemeriksaan auskultasi tidak terdengar adanya ronki.
Demikian pembahasan asuhan
keperawatan dengan gagal jantung pada Tn S .mudah mudahan dapat digunakan
sebagai referensi yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W Sudoyo Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam , FKUI
2. Andra Saferi Wijaya, Keperawatan
Medikal Bedah I ,Nuha Medika,
3. Supadi, E Nurahmah dan
maimunah,2008, Hubungan Analisis Posisi Tidur semi fowler dengan kualitas tidur
pada Klien gagal jantung di RSU Banyumas Jawa Tengah.Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan Volume IV
4. Alodokte, Penyebab Gagal
Jantung,googleweblight.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar