Trend issue HIV/AIDS
Oleh :
Tinik Suyanti (170511027)
Dosen
pembimbing : Fahruddin Kurdi,S.Kep.Ns.M.Kep.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) adalah
sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang sifatnya
diperoleh (Noviana, 2016).
Who mencatat sejak AIDS ditemukan hingga akhir 2015
terdapat 34 juta orang meninggal dunia akibat HIV. tahun 2015 1,1 juta orang
meninggal akibat berbagai kasus terkait infeksi HIV. Ada sekitar 36,7 juta
orang hidup dengan HIV, dengan 2,1 juta orang yang baru terdeteksi mengidap infeksi
HIV di tahun 2015 secara global (Pusdatin, Kemkes RI)
Di Indonesia, HIV/AIDS pertama kali di temukan di
propinsi Bali pada tahun 1987. hingga saat ini HIV / AIDS sudah menyebar di 407
dari 507 kabupaten / propinsi (Pusdatin,
kemkes RI). Dalam jangka 5 tahun (2009-2014), infeksi HIV banyak terjadi
pada kelompok usia produktif 25~49 tahun, dengan jumlah pria terinfeksi lebih
banyak dari perempuan. berdasarkan faktor resiko infeksi HIV,dominan di temukan
pada kaum heteroseksual, pengguna narkoba suntik, kemudian diikuti oleh para
lelaki suka lelaki (SLS).
Sejak tahun 1987-2014, 10 propinsi dengan angka
kejadian HIV / AIDS tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan.
Virus HIV menular melalui : hubungan seksual dengan
pengidap HIV / AIDS, Ibu pada bayinya, darah dan produk yang tercemar HIV / AIDS,
pemakaian alat kesehatan yang tidak steril, alat-alat untuk menorah kulit, menggunakan
jarum suntik (Nursalam, 2013)
Dan upaya pencegahannya : abstinence (memilih untuk
tidak melakukan hubungan seks beresiko tinggi, terutama seks pra nikah), be faithful
(saling setia), condom (memakai kondom secara konsisten dan benar), drug (tolak
penggunaan NAPZA), Equipment (jangan pakai jarum suntik bersama) (Hasdianah, 2014)
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai bahaya HIV / AIDS
sepatutnya di berikan sejak dini, seiring dengan pemberian pendidikan seksual, umumnya
sejak masa sekolah,sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dalam menghindari
perilaku beresiko. Menurut Permenkes no. 21 Tahun 2013 yang mengatur mengenai
penanggulangan HIV / AIDS di Indonesia, promosi kesehatan ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan
penularan dan menghilangkan stigma serta diskriminasi.
Upaya ini di berikan untuk seluruh lapisan masyarakat
terutama pada populasi kunci : Pengguna NAPSA suntik, Pekerja seks (PS)
langsung maupun tidak langsung, Pelanggan / pasangan sek PS, Homoseksual
(waria, laki pelanggan / pasangan seks dengan sesame laki), Warga binaan
pemasyarakatan.
Pernyataan yang benar terhadap penyakit HIV / AIDS :
Tetap bersikap / berfikir positif, berusaha mendapatkan terapi HIV / AIDS, menghindari
seks bebas dan tidak aman, menghindari penyalahgunaan NAPZA (Hasdianah, 2014). HIV
bukanlah vonis mati bagi pengidapnya, HIV adalah virus yang dapat menyebabkan
hilangnya kekebalan tubuh manusia. HIV bukanlah hal yang harus ditakuti hingga
menjadi momok yang seakan akan mengancam kehidupan manusia, selama pengidap tersebut
menjaga kondisi tubuhnya maka ia akan hidup wajar dan sehat, dan selama
pengidapnya juga menjaga dan dapat merubah perilakunya maka penularan tak akan
terjadi (Katiandagho, 2015). HIV hanya ditularkan melalui seks atau melalui
cairan mani / cairan vagina, melalui darah dan melalui air susu ibu yang
positif HIV. HIV/AIDS tidak ditularkan melalui ciuman, berpelukan, berjabat
tangan dengan orang yang positif HIV, pemakaian
toilet, wastafel, kamar mandi bersama, berenang bersama di kolam renang, gigitan
nyamuk / serangga, membuang ingus / batuk, meludah dan memakai piring atau
minum bersama dengan penderita HIV/AIDS (Komisi Penanggulangan AIDS, 2010).
Daftar Pustaka
1. www.alomedika.com
2. www.pudatin.kemkes.go.id
3. http://media.neliti.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar