TUGAS KEL OMPOK 4
MAKALAH
NEBULIZER
Disusun
Oleh:
DWI
GENDRO C (170511007)
EDY
KARYONO (170511008)
SANTOSO
(170511020)
PARYUDI
(170511017)
RENI
RETNO W (170511019)
AGUSTINA
SETYOWATI (170511003)
TINIK
SUYATI (170511027)
SURYATI
(170511025)
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2018
MAKALAH
NEBULIZER
1. Pengertian
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi
uap. Saat Anda bernapas lewat masker, uap obat akan masuk ke dalam
paru-paru untuk memperbaiki pernapasan.
Nebulizer umum
digunakan sebagai pengobatan asma kronis, baik untuk anak-anak maupun orang
dewasa. Selain untuk pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk
penderita penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), infeksi paru, dan reaksi
alergi berat.
1.1. Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara
lain:
a. Simple nebulizer
b. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang
lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan
paling banyak dipakai di rumah sakit.
c. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini
menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat
mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6
cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel
dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi,
seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara
intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien
dengan sputum yang kental
d. Antomizer
nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron.
Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea
1.2.Cara penggunaan nebulizer
Cara menggunakan nebulizer yang tepat akan memungkinkan obat bekerja
efektif mengobati asma. Berikut langkah-langkahnya:
1. Cuci tangan dengan
sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut masuk ke paru-paru
melalui nebulizer.
2. Siapkan obat yang akan
digunakan. Jika obat sudah dicampur, tuang langsung ke dalam wadah obat
nebulizer. Jika belum, masukkan satu per satu dengan menggunakan pipet atau
alat suntik.
3. Tambahkan cairan
saline jika diperlukan dan diresepkan dokter.
4. Hubungkan wadah obat
ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
5. Letakkan masker hingga
menutupi hidung dan mulut.
6. Hidupkan mesin
kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut.
7.
Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada
lagi uap yang keluar, menandakan obat sudah habis.
Terapi
inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan
alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara
inhalasi dengan menggunakan alat pemecah
obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap.
2. Tujuan nebulizer
Ø Mengobati
peradangan saluran pernafasan bagian atas.
Ø Menghilangkan
sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga lendir menjadi
encer dan mudah keluar.
Ø Menjaga
selaput lendir dalam keadaan lembab.
Ø Melegakan
pernafasan.
Ø Mengurangi
pembekakan selaput lender.
Ø Mencegah
pengeringan selaput lender.
Ø Mengendurkan
otot dan penyembuhan batuk.
Ø Menghilangkan
gatal pada kerongkongan.
3. Indikasi Terapi Nebulizer
Untuk
memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati, berikut
ini:
a. Bronchospasme akut
b. Produksi mukus yang berlebihan
c. Batuk dan sesak napas
d. Epiglotitis
4. Keuntungan Terapi Nebulizer
Medikasi
dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh
5. Perhatian dan Kontraindikasi
karena
itu dosis yang diberikan rendah.
Dosis
yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik.
Pengiriman
obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari
pada rute lainnya seperti subkutan atau oral.
Udara
yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan
sekresi bronchus
Pasien
yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan
pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya berkurang secara signifikan.
Medikasi
nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada atau
berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube
yang meggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga
tidak dapat menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat ke dalam saluran
napas.
Pemakaian
katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian.
Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan dapat
menimbulkan disritmia.
6. Persiapan Alat
Medikasi
nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent
positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan
bronchospasme.
Ø Nebulizer
Ø Tissue
Ø Selang/kanula
udara
Ø Sarung
tangan
Ø Obat
inhalasi
Ø Masker,
nasal canule, mouthpiece
Ø Neirbeken
Ø Kasa
lembab.
7. Persiapan Pasien
Pasien
diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan
kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk
meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps,
dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional. Pasien didorong
untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja. Peralatan
harus dibersihkan dan disimpan dengan baik.
8. Persiapan Lingkungan
Terapi
inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
· Di rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
· Di rumah dengan aturan yang
sudah dimengerti dengan baik dan benar
9. Prosedur
Ø Alat
didekatkan, pakai sarung tangan.
Ø Atur
pisisi fowler.
Ø Jalan
nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang
ke neirbeken.
Ø Obat
dimasukkan dlm tempat penampungan obat.
Ø Hubungkan
masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar.
Ø Klien
dianjurkan nafas dalam secara teratur.
Ø Bila
klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien
istirahat.
Ø Setelah
obat sudah habis, matikan mesin nebulizer.
Ø Perhatikan
keadaan umum.
Ø Alat
dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas.
Ø Cuci
tangan.
10. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Ø Gunakan
tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single
use).
Ø Lindungi
mata dari uap.
Ø Berikan
obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
Ø Jangan
mencampur obat tanpa seijin dokter.
Ø Jika
memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui
hidung dan tiup melalui mulut.
Ø Perhatikan
perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan,
gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
Ø Lakukan
penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
Ø Segera
setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
REFERENSI
Ø Proehl.
(1999). Emergency nursing procedures, (2nd ed.). Philadelphia: W.B.Saunder Co.
Ø Anderson.
(1989). The pharmacology of intervention for respiratory emergencies. Emergency
care quarterly.
Ø Jhonson.
(1990). Principles of nebulizer-delivered drug therapy for asthma. American journal of hospital pharmacy.